CERPEN :
ADA APA DI WARNET…?
Di
suatu Hari Minggu yang cukup cerah, tiba-tiba aku teringat oleh suatu hal. Aku
teringat akan tugas IPS minggu lalu untuk membuat makalah. Aku akan mengerjakan
tugas itu di warnet hari ini juga agar tidak lupa lagi dan takut tidak
mengerjakan tugas itu. Karena kalau seandainya aku tidak mengerjakan tugas itu,
aku pasti akan mendapat hukuman. Tetapi untung saja aku segera ingat. Huh…hampir saja aku melupakannya.
Karena warnetnya cukup jauh dari rumahku, aku akan
menemui sepupuku untuk menemani aku mengerjakan tugas di warnet. Namanya Nita,
dia anak kelas 2 SMP. Dia cantik, putih, dan juga baik meskipun terkadang dia
sering membuatku kesal. Misalnya saja dia pernah merobekkan buku catatanku.
Katanya sih tidak sengaja. Tetapi aku
sempat marah padanya karena dia kan sudah merobekkan bukuku. Tapi ya sudahlah,
mau bagaimanapun juga semuanya juga sudah terjadi dan tidak akan mungkin bisa
kembali lagi.
Segera
kumatikan televisi, lalu aku mulai beranjak pergi untuk menemui Nita. Nita yang
saat itu sedang duduk-duduk kaget setelah aku menggetaknya
“ Nit, antarkan aku ke warnet donk…?” getakku
“ Eh Yuli, kamu
mengagetkan saja. Kamu mau ngapain ke
warnet?”
“ Aku mau mengerjakan tugas. Temani aku ke warnet ya?”
“ Maaf ya Yul, aku lagi malas untuk keluar hari ini.”
Mendengar ucapan Nita,
aku menjadi putus asa dan tidak bersemangat lagi. Wajahku yang semula ceria,
kini berubah menjadi sedikit murung. Kini aku dan Nita terdiam satu sama lain. Disekelilingku
pun terasa sunyi karena tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutku
ataupun Nita. Aku pun berkata dalam hati. Seandainya saja warnetnya dekat atau
aku punya keberanian lebih, aku pasti akan pergi ke warnet sendiri tanpa
meminta ditemani. Tapi apa daya, nyatanya aku tak mempunyai keberanian lebih
seperti yang aku harapkan.
Sasaat setelah beberapa detik terdiam, tiba-tiba ada
seseorang yang memulai pembicaraan. Ternyata itu suara Nita.
“ Baiklah, aku akan menemanimu ke warnet untuk
mengerjakan tugas-tugasmu.”
Betapa terkejutnya aku
mendengar ucapan Nita. Tetapi aku juga senang karena akhirnya Nita mau
mengantarkan aku ke warnet. Semangatku yang tadinya sempat pudar, kini telah
kembali menyelimutiku. Tanpa berbicara lagi, aku langsung kembali ke rumah,
untuk menyiapkan apa saja yang akan kubawa ke warnet. Seperti buku, materi, flashdisk, dan lain-lainnya. Setelah
selesai, aku dan Nita pun mulai berjalan menuju warnet dengan jalan kaki.
Aku
dan Nita akan melewati sebuah jalan. Dimana di sebelah kanan jalan terdapat
sebuah lapangan sepak bola, dan disamping kirinya terdapat sawah hijau. Ketika aku melewatinya, aku berhenti sejenak karena aku
merasakan kesejukan dan aku keindahan. Mungkin keindahan itu ada karena adanya
sawah yang mana di atasnya terdapat sebuah gunung yang berdiri tegak dan
menjulang tinggi ke langit. Selain itu, ditambah dengan kesejukan akan
pohon-pohon yang tumbuh di sekeliling lapangan sepak bola. Sungguh merupakan
anugerah dari Tuhan yang sangat luar biasa. Beberapa detik pun berlalu. Aku dan
Nita mulai melanjutkan perjalanan menuju warnet. Setelah aku menempuh langkah beberapa meter,
aku melihat banyak orang-orang yang berada di depan sebuah sekolah TK, namanya
TK Madinah. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan disana. Yang jelas
pandangan mereka tertuju ke arah TK Madinah. Aku pun mulai bertanya-tanya.
“
Nit, ada apa sih disitu? Kok rame sekali.”
“
Iya, ada apa ya? Kita lihat saja yuk?”
jawabnya
Tanpa
bertanya lagi, aku dan Nita pun mencoba mendekat kea rah orang-orang itu.
Langkah demi langkah pun menuntunku ke arah orang-orang itu. Sekarang aku telah
berada diantara orang-orang itu. Aku melihat banyak anak kecil yang mengenakan
kostum yang berbeda-beda. Ada yang memakai kebaya, baju polisi, tentara, dan
masih banyak lagi. Aku masih belum mengerti apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Ternyata, anak-anak kecil itu sedang memperingati Hari Kartini bersama
guru-gurunya. Sedangkan orang-orang itu sedang menunggu dan menyaksikan
anak-anaknya yang sedang memperinhati Hari Kartini.
Aku
juga baru ingat kalau sekarang adalah HariKartini. Tepatnya pada tanggal 21
April. Melihat anak-anak itu, aku jadi ingat waktu aku memperingati Hari
Kartini sewaktu aku duduk di bangku SD. Mengenakan kebaya, menggunakan sanggul,
dan kejadian-kejadian lainnya. Apalagi waktu acara lomba fashion. Kami disuruh memperlihatkan keindahan busana yang
digunakan saat itu. Dan menunjukkan betapa indahnya hasil karya dari Indonesia.
Tidak
terasa, aku telah melewati TK itu, itu berarti tidak lama lagi aku akan segera
sampai di warnet. Karena berjalan pelan-pelan, aku mengajak Nita untuk jalan
lebih cepat lagi agar segera sampai di warnet. Langkah demi langkah telah terlampaui. Kini aku
berada tepat di depan pintu warnet. Lalu aku menarik tangan Nita dan masuk ke
dalam warnet. Setibanya di dalam warnet, tiba-tiba aku sedikit terkejut.
Ternyata… warnetnya
sudah penuh. Ku perhatikan di sekeliling, tidak ada satu pun tempat yang
kosong. Berarti, tidak ada tempat untuk mengerjakan tugasku. Aku pun kembali
bertanya pada penjaga warnet.
“
Permisi Mbak, apa ada yang sudah mau selesai?”
“
Maaf Dek, masih kurang setengah jam lagi.”
Aku yang mendengar
jawaban itu tiba-tiba terdiam sejenak. Tanpa berfikir lebih lama lagi, aku
mengajak Nita untuk mencari warnet lain.
“ Nit, kita mencari warnet lain yuk?”
“ Ya sudah, ayo..!
Mulailah aku berjalan
meninggalkan warnet. Di depan warnet, Nita mengajakku ke warnet yang tadi sudah
dilewati, warnet itu namanya Carel. Aku setuju dengan Nita. Langsung saja, aku
dan Nita menuju ke Carel. Untuk sampai disana aku harus melewati jalan yang
tadi sudah kami lewati. Salah satunya, aku harus melewati TK Madinah lagi.
Ketika aku di depan TK Madinah lagi, aku melihat
anak-anak kecil itu naik kereta-keretaan. Mereka terlihat sangat gembira dan
bahagia. Orang tua dan gurunya juga terlihat senang. Mungkin karena melihat
anaknya senang. Begitu juga dengan aku. Aku juga ikut senang melihat anak-anak
itu. Aku juga teringat sewaktu akumasih kecil dulu.
Beberapa langkah telah kutempuh. Kini aku sudah berada di
depan Carel. Aku pun langsung menarik tangan Nita dan mengajaknya masuk. Di
dalam, aku melihat masih ada beberapa tempat yang kosong. Itu artinya, ada
tempat untuk menyelesaikan tugas-tugasku. Sebelum aku memulai mengerjakan
tugas, terlebih dahulu aku mencari kursi untuk Nita, karena kursinya hanya
satu. Setelah itu, baru aku menyalakan computer dan langsung mengerjakan
tugasku. Sedangkan Nita duduk di sampingku, dia hanya melihat apa saja yang
sedang aku lakukan.
“ Kamu tidak ingin main?” tanyaku kepada Nita.
“ Tidak, aku lagi tidak ingin bermain di komputer.”
“ Tidak, aku lagi tidak ingin bermain di komputer.”
“ Ya sudah kalau begitu. Nanti kalau kamu ingin main,
bilang ke aku ya?”
“ Iya, tenang saja.” sambil tersenyum.
Di
tengah-tengah aku mengerjakan tugas, tiba-tiba aku merasa kurang nyaman.
Kulihat banyak anak yang sedang bermain game.
Mereka sangat berisik dan rame. Mungkin itu yang menjadikan aku kurang nyaman
berada disini. Ingin rasanya aku keluar dari sini, tapi tugasku belum selesai.
Jadi, aku akan menyelesaikan tugasku terlebih dulu. Nita saja yang hanya duduk
di sampingku juga merasa
risih.
“
Disini rame sekali ya?” Tanya Nita kepadaku
“
Iya. Kalau begitu aku akan segera menyelesaikan tugasku.”
Aku mengerjakannya
dengan lebih cepat lagi, agar segera keluar dari tempat ini. Aku benar-benar
sudah bosan disini.
Akhirnya tugasku akan segera selesai. Tinggal disimpan
lalu dicetak atau diprint. Aku pun
mematikan komputer, lalu menemui penjaga warnet untuk mencetakkan tugas-tugasku
yang baru saja aku kerjakan.
“ Mas, tolong printkan
ya?”
“ Maaf, printernya lagi
rusak.” Jawabnya
Aku
dan Nita pun keluar dari Carel. Sebelum keluar dari Carel, aku terlebih dulu
membayar biaya penggunaan computer selama aku mengerjakan tugas tadi. Setelah
itu, baru aku keluar. Aku meminta kepada Nita agar dia mau menemani aku kembali
ke warnet yang pertama aku kunjungi. Setibanya di warnet pertama, aku langsung
ke dalam dan meminta penjaga warnet untuk mencetakkan tugasku. Kuberikan flashdisk ku lalu aku menunggu sampai
selesai. Sambil aku menunggu tugasku selesai dicetak, kebetulan di warnet ini
menjual makanan-makanan ringan. Aku membeli makanan ringan untukku dan untuk
Nita. Sampai makananku habis, tugasku belum juga selesai dicetak. Rasanya aku
tidak sabar lagi. Aku ingin tugasku segera selesai. Setelah aku menunggu
beberapa menit, akhirnya tugasku sudah selesai dicetak. Aku langsung mengambilnya
dan membayar biaya print-outnya
dan makanan ringan yang tadi sudah kumakan.
Kemudian,
aku keluar dari warnet dan pulang menuju rumahku. Kini aku merasa sangat lelah
karena bolak-balik dari warnet satu
ke warnet lain. Semangatku sudah terkuras habis, yang ada hanya lemas. Aku berjalan
sangat pelan, bagaikan singa yang sedang kelaparan. Mungkun karena sudah
terlalu capek. Sebelum aku sampai rumah, aku melihat ada toko yang menjual
minuman. Karena aku merasa haus, aku mengajak Nita untuk membeli minum dulu.
“
Beli minum dulu yuk? aku haus.”
pintaku
“
Ayo, aku juga haus.”
Setelah
membeli minuman, aku dan Nita melanjutkan perjalanan pulang. Saat aku melewati
jalan yang disebelahnya terdapat sawah. Aku merasakan kesejukan yang tadi
kurasakan. Rasa letih yang menyelimutiku seakan-akan sudah hilang karena
keindahannya. Keringat yang membasahi tubuhku pun hilang terbawa oleh angin
yang segar. Ingin aku terus menikmati pemandangan seperti ini, tetapi terlalu
jauh dari rumahku. Aku hanya bisa menikmati pemandangan ini sekarang. Tetepi
aku tetep senang karena bisa ke tempat ini. Nita pun juga senang berada disini.
“
Disini memang indah ya?” tanyaku
“
Sangat indah. Apalagi disini sejuk.”
“
Iya, aku jadi tidak ingin pergi.”
“
Aku juga.”
Tidak terasa, sudah
beberapa menit aku dan Nita di jalan ini. Aku dan Nita pun mulai melanjutkan
perjalananku pulang.
Sesampainya di rumah, aku langsung duduk dan mengecek
kembali semua tugasku yang sudah dicetak. Sedangkan Nita pulang ke rumahnya.
Sebelumnya, dia pamitan dulu.
“ Aku pulang dulu ya?”
“ Iya, makasih ya?” seruku
“ Sama-sama.”
Setelah itu, aku mulai menjilidnya agar
menjadi suatu makalah yang baik. Jadilah makalah itu. Kini tugasku sudah
selesai, dan aku tidak punya tanggungan lagi. Aku pun juga merasa senang
sekali. Kini
aku juga tahu,
setiap ingin mendapatkan hasil maksimal harus ada perjuangan.